Dalam berdakwah Nabi Nuh mengerahkan jiwa dan raganya sekuat tenaga biar kaumya bertakwa dan beriman kepada ALLAH SWT. Namun apa daya kaumya berada dalam kesesatan yang faktual dan menolak semua undangan Nabi Nuh serta mengejek dan mengoloknya.
Kaumnya yang durhaka dan tidak mempedulikan undangan Nabi Nuh cukup banyak, hanya sedikit saja yang beriman, bahkan anak kandung Nabi Nuh pun tidak beriman dan tetap kukuh pada kekafirannya.
Ditengah penolakan dan kekafiran kaumya yang semakin menjadi jadi, hasilnya azab ALLAH SWT pun turun, ALLAH SWT memberitahu Nabi Nuh biar membangun sebuah bahtera atau kapal untuk menyelamatkan pengikutnya yang beriman biar selamat dari datangnya azab berupa banjir. Hal ini disebutkan dalam Al Alquran surat hud ayat ke 37 sebagai berikut ini :
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami , dan janganlah kau bicarakan dengan Aku wacana orang-orang zalim itu, sebenarnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS. Hud: 37)
Akhirnya Nabi Nuh membangun sebuah kapal bersama para pengikutnya. Halangan dan rintangan terus saja datang dari umatnya sendiri. Mereka megejek Nabi Nuh sebab membangun sebuah kapal padahal tidak ada tanda akan datang banjir. Namun Nabi Nuh tetap tabah dan melanjutkan pembangunan kapal tersebut sampai selesai.
Saat tiba waktunya, Nabi Nuh dan pengikutnya pun naik kedalam kapal beserta masing masing sepasang binatang. Akhirnya airpun berjatuhan dari langit dan banjir pun datang dengan dasyatnya. Semua orang orang kafir yang tidak beriman digulung habis oleh banjir dan terombang ambing tanpa daya dan upaya termasuk anak kandung Nabi Nuh yang dengan sombongnya mengatakan akan selamat dari banjir tersebut.
Namun meski ia berlindung dan menghindar dengan pergi ke puncak gunung dan bukit sekalipun, dasyatnya banjir tersebut bisa menjangkaunya dan tetap melahapnya. Peristiwa terjadinya banjir dan diselamatkannya Nabi Nuh dan pengikutnya ini diabadikan dalam Al Alquran sebagai berikut ini :
Maka mereka mendustakan Nuh , kemudian kami selamatkan ia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka yaitu kaum yang buta (mata hatinya). (QS. Al-A’raf: 64).
Dengan melihat dongeng diatas, maka tampaklah mukjizat Nabi Nuh As yang tentu semuanya terjadi atas izin dan kehendak ALLAH SWT. Semoga dongeng ini bisa kita jadikan sebagai pelajaran hidup biar kedepan semakin menyadari bahwa kepercayaan dan islam merupakan nikmat yang tak terhingga. Wallahu a'lam.