Kali ini akan dibahas kumpulan hadits wacana wanita dalam islam. Jika kita melihat dalil hadist wacana wanita yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, maka kita akan mendapati bahwa wanita yaitu insan yang mulia. Dalam hadist Rasulullah SAW, terdapat pula penjelasan bagaimana cara wanita muslimah harus bersikap di setiap keadaan.

Hal ini sangat penting sekali bagi kaum hawa. Karena sebagai wanita haruslah mengerti apa yang boleh dilakukan, dan apa yang tidak boleh dilakukan menurut syariat agama islam. Misalnya kewajiban menutup aurat dan memakai jilbab (berhijab), serta larangan durhaka terhadap suaminya. Dengan begitu insyaallah kita akan menjadi wanita terbaik yang sholehah serta kelak menjadi penghuni surga. Jika kita melihat hadits wacana perempuan, maka kita akan mendapati semuanya yang berafiliasi dengan wanita telah diatur oleh islam.

Kali

Nah, pribadi saja berikut ini daftar kumpulan hadits wacana wanita lengkap dalam terjemahan bahasa Indonesianya yang kami kumpulkan dari banyak sekali sumber.

Hadist Tentang Wanita


Dari HR. At-Tirmidji, Nabi salallahualahiwasallam bersabda, “Mana-mana perempuan yang meninggal dunia dalam keadaan suaminya redha padanya, maka dia akan masuk syurga”.

Dalam riwayat HR Ahmad Rasulullah bersabda, "Apabila seorang isteri menjaga solat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya dan taat kepada suaminya, maka ketika berada di alam abadi dikatakan kepadanya: Masuklah kau ke dalam syurga dari pintu mana saja yang kau suka".

Bersabda Rasulullah SAW: "Sampaikanlah kepada sesiapa yang engkau temui daripada kaum wanita, bahawasanya taat kepada suami dan mengakui haknya yaitu menyamai pahala orang yang berjihad pada jalan Allah, akan tetapi sedikit dari golongan kau yang dapat melakukannya."  Riwayat dari Al-Bazzar dan Ath-Thabrani

Ketika beginda selesai berkhutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Yang Mahakuasa s.w.t. dan proposal untuk mentaatiNya. Baginda pun bangun mendatangi kaum wanita, baginda menasihati mereka dan mengingatkan mereka wacana alam abadi kemudian baginda bersabda : “Bersedekahlah kau semua. Kerana kebanyakan kau yaitu kayu api Neraka Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, dia pun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Baginda menjawab : “Kerana kau banyak mengeluh dan kau tidak taat terhadap suami.” (Hadis Riwayat Al- Bukhari)

Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya dunia itu yaitu pemanis dan sebaik-baik pemanis dunia yaitu wanita shalihah.” (HR. Muslim no. 1467)

Dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda (artinya) :
“Janganlah kalian melarang wanita-wanita kalian dari masjid-masjid, akan tetapi rumah-rumah mereka yaitu lebih baik untuk mereka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah; Shahih)

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang wanita redha atas kehamilannya dari suaminya yang sah, gotong royong ia telah mendapat ganjaran pahala ibarat ibadah puasa dan mengerjakan ibadah-ibadah lainnya dijalan Allah; dan kalau ia merasa berat, letih atau lesu, tidaklah dapat dibayangkan oleh penghuni langit dan bumi, betapa kesenangannya disediakan oleh Yang Mahakuasa di hari alam abadi nanti. Apabila anaknya lahir, maka dari setiap teguk air susu yang dihisap oleh anak, si ibu mendapat kebajikan pahala. Apabila si ibu berjaga malam (kurang tidur kerana anak) maka si ibu mendapat ganjaran pahala ibarat memerdekakan 70 orang hamba sahaya kerana Allah.” (HR Ibn Hibban)

Sabda Rasulullah s.a.w : “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” Dari HR. Nasa’i

Rasulullah s.a.w bersabda: “Wanita yang meminta cerai kepada suaminya tanpa alasannya yang syar’ie, maka haram baginya mencium wangi Syurga.” Hadis Riwayat Abu Daud dan At-Tirmizi.
Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya melaksanakan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, dia melihat surga dan neraka. Ketika dia melihat neraka dia bersabda kepada para shahabatnya : “… Dan saya melihat neraka maka tidak pernah saya melihat pemandangan ibarat ini sama sekali, saya melihat kebanyakan penduduknya yaitu kaum wanita”.
Para shahabat pun bertanya : “Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian) ?”
Beliau menjawab : “Karena kekufuran mereka.”
Kemudian mereka bertanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab : “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma)

“Barangsiapa yang mempunyai tiga orang anak perempuan, dia melindungi, mencukupi, dan menyayanginya, maka wajib baginya surga.” Ada yang bertanya, “Bagaimana kalau dua orang anak wanita wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Dua anak wanita juga termasuk.” (Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. 178).

Sesungguhnya Yang Mahakuasa mengharamkan atas kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mencegah dan meminta serta mengubur anak perempuan hidup-hidup. (HR. Bukhari: 5975, Muslim: 593).

Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Ada dua kelompok termasuk hebat neraka, saya belum pernah melihatnya : Suatu kaum yang memiliki cambuk ibarat ekor sapi, mereka memukul insan dengan cambuknya, dan wanita yang kasiyat (berpakain tapi telanjang baik karena tipis, atau pendek yang tidak menutup semua auratnya), Mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang) kepala mereka ibarat punuk onta yang berpunuk dua. Mereka tidak masuk surga dan tidak menerima baunya padahal amis surga itu akan didapati dari sekian dan sekian (perjalanan 500 tahun).” (HR. Muslim 3971, Ahmad 8311 dan Imam Malik 1421)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik dari pada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya.” (HR. At-Thabrani dan Baihaqi)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barang siapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Yang Mahakuasa akan memperlihatkan pakaian kehinaan dihari simpulan nanti.” (HR. Abu Daud)


Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam, dia bersabda (artinya) :
“Sesungguhnya wanita yaitu aurat. Sehingga ketika ia keluar rumah, ia akan disambut oleh syaithan. Dan kondisi yang akan lebih mendekatkan dirinya dengan Rabbnya yaitu ketika ia berada di rumahnya.” (HR. Ibnu Khuzaimah; Shahih)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu : “Maukah saya beritakan kepadamu wacana sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57 : “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bagi lelaki yang ingin menikah : “Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)

“Ada seseorang datang menemui Nabi SAW dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah saya selayaknya berbuat baik?’ Beliau menjawab, ‘Kepada ibumu!’ Orang tadi bertanya kembali, ‘Lalu kepada siapa lagi? Rasulullah menjawab, ‘Ibumu.’ Kemudian ia mengulangi pertanyaannya, dan Rasulullah tetap menjawab, ‘Kepada ibumu!’ Ia bertanya kembali, ‘Setelah itu kepada siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Kepada bapakmu!'” (Bukhari: 5971, Muslim: 2548).

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah pula bersabda : “Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, daerah tinggal yang luas/lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang jelek (tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan daerah tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban)

Ketika Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki ?”
Beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856)

Al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallhu ‘alaihi wa sallam, dia bersabda, yang artinya :
“Barangsiapa yang beriman kepada Yang Mahakuasa dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, dan berbuat oke kepada wanita. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok yaitu adegan atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan kalau engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berbuatlah baik kepada wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya : Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah saya beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana kalau suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata : “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai)

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda : “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke daerah tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)

Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan daerah tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya hingga ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436)

Kisah wanita yang akan berangkat menunaikan shalat ‘ied, ia tidak memiliki jilbab, maka diperintah oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Hendaknya Saudarinya meminjaminya Jilbab untuknya.” (HR. Bukhari No. 318).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di simpulan kehidupannya, dan hal itu terjadi pada haji Wada’ : “Ingatlah, berbuat oke kepada wanita. Sebab, mereka itu (bagaikan) tawanan di sisi kalian. Kalian tidak berkuasa terhadap mereka sedikit pun selain itu, kecuali bila mereka melaksanakan perbuatan nista. Jika mereka melakukannya, maka tinggalkanlah mereka di daerah tidur mereka dan pukul lah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Jika ia mentaati kalian, maka janganlah berbuat aniaya terhadap mereka. Mereka pun tidak boleh memasukkan siapa yang tidak kalian sukai ke daerah tidur dan rumah kalian. Ketahuilah bahwa hak mereka atas kalian yaitu kalian berbuat baik kepada mereka (dengan mencukupi) pakaian dan makanan mereka.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, shahih)

Ummu Salamah berkata : “Wahai Rasulullah, bagaimana wanita berbuat dengan pakaiannya yang menjulur ke bawah ?”
Beliau bersabda : “Hendaklah mereka memanjangkan satu jengkal”,
lalu ia bertanya lagi : “Bagaimana bila masih terbuka kakinya ?”
Beliau menjawab : “Hendaknya menambah satu hasta, dan tidak boleh lebih”. (HR. Tirmidzi 653 dan berkata : “Hadits hasan shahih”).

Dari Sa’ad radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda padanya : “Apapun yang engkau berikan berupa suatu nafkah kepada keluargamu, maka engkau diberi pahala, hingga hingga sesuap makanan yang engkau angkat (masukkan) ke lisan istrimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Al-Hushain bin Mihshan rahimahullahu menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke daerah Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya : “Apakah engkau sudah bersuami?”
Bibi Al-Hushain menjawab : “Sudah.”
“Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu ?” tanya Rasulullah lagi.
Ia menjawab : “Aku…tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang saya tidak mampu.”
Rasulullah bersabda : “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu yaitu surga dan nerakamu ” (HR. Ahmad 4/341 dan selainnya, lihat Ash-Shahihah no. 2612)

Diriwayatka oleh HR Hasa'i, Baihaqi, Ahmad dan Al-Hakim, Rasulullah bersabda, “Dan sebaik-baik wanita ialah mereka yang bisa mengembirakan engkau apabila kau melihatnya, dan yang mentaati kau apabila kau menyuruhnya, dan dia memelihara maruah dirinya dan harta engkau ketika ketiadaanmu".

Baginda Rasulullah berkata, Dunia ini yaitu pemanis dan sebaik-baik pemanis yaitu wanita solehah. Hadist riwayat HR. Muslim.

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Hadis Riwayat Al- Bukhari dan Muslim, Rasulullah s.a.w berkata: “Aku melihat ke dalam Syurga maka saya melihat kebanyakan penghuninya yaitu fuqara’ (orang-orang fakir) dan saya melihat ke dalam Neraka maka saya menyaksikan kebanyakan penghuninya yaitu wanita.”

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (artinya) : “Wahai anakku Fatimah ! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka yaitu mereka itu di dunia tidak mau menutup rambutnya daripada dilihat laki-laki yang bukan mahramnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Dari Hamzah bin Abi Usaid al-Anshari, dari bapaknya, bahwa ia telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepada para wanita (saat itu dia sambil keluar dari masjid, dan terlihat laki-laki dan wanita berbaur di jalan) :
“Minggirlah kalian, karena tidak layak bagi kalian untuk berjalan di tengah. Kalian harus berjalan di pinggir.”
Sejak ketika itu, ketika para wanita berjalan keluar, mereka berjalan ditepi tembok. Bahkan baju-baju mereka hingga tertambat di tembok, karena begitu dekatnya mereka dengan tembok ketika berjalan. (HR. Abu Dawud; Hasan)

Demikianlah kumpulan hadits wacana wanita dalam islam. Semoga bermanfaat dan bisa dijadikan materi pembelajaran khususnya bagi kaum perempuan. Wallahu a'lam.
 
Top